Susah sekali mencari tempat makan nyaman di kawasan Bandara Soekarno Hatta. Keadaan bandara yang sibuk, lebih banyak diisi oleh restoran cepat saji yang terkenal praktis dengan tempat seadanya. Kalau Anda sedang menunggu penerbangan lanjutan yang cukup lama, mungkin restoran satu ini bisa menjadi alternatif.
Oryx Bistro, yang kemudian bisa menjadi alternatif bagi mereka yang menginginkan pengalaman makan baru dengan suasana yang cozy tetapi nyaman seperti rumah. Letaknya berada di kawasan Aeropolis, tak begitu jauh dari mulut M1 Gate Bandara Internasional Soekarno Hatta. Hanya sekitar 500 meter dan dapat ditempuh hanya dengan lima menit bila berkendara ke arah Tangerang.
Oryx Bistro memang didesain selayaknya gudang yang berada di dalam rumah, interiornya lebih didominasi oleh dinding-dinding yang sengaja tidak diplester atau pun cat. Jajaran batu bata merah dan batu granit besar menjadi pemandangan yang mengingatkan pengunjung selayaknya berada di rumah. Di bagian atap, ada banyak bohlam kuning sebagai penerang sedang bagian belakangnya diisi oleh dinding panjang yang ditutupi kaca dengan tambahan kayu yang disusun secara acak. Kalau melihatnya dari jauh sekilas seperti korek api kayu yang susunannya tak teratur tapi artistik. Resep Iga Bakar
Masuk ke dalam bistro ini, pengunjung akan dihadapkan langsung dengan bar yang berada tepat di depan dapur terbukanya. Unik, pengunjung dapat melihat betapa sibuknya aktivitas di dapur saat ada pesanan masuk.
Karena lokasinya dekat dengan bandara, Benny Budhijanto, selaku Food & Beverage Consultant Oryx Bistro, menyisipkan banyak bingkai-bingkai berisi gambar pramugari dan pilot pada dinding bistronya. "Gunanya untuk membangun suasana saja, ada gambar pramugari dari era 60-an dan 80-an," kilasnya.
"Segala desain yang kita buat memang dikonsepkan seperti layaknya di rumah atau gudang lebih tepatnya. Kenapa, karena target kami adalah mereka yang memang sedang jauh dari rumah. Misalnya saja, pilot atau pun pramugari karena dekat sini ada beberapa mes maskapai. Target lain adalah mereka yang memang bekerja d sekitar sini hingga kawasan bandara, dan satu lagi target istimewa, ialah turis yang memang sedang menunggu penerbangan lanjutan," ungkap Benny.
Bistro yang sudah dibuka sejak bulan Mei ini memang lebih banyak dikunjungi oleh turis, pilihan menu yang beragam, membuatnya cocok di lidah banyak orang. "Turis bukan hanya mereka yang menunggu keberangkatan untuk penerbangan lanjutan tapi juga ada yang menginap di hotel atau apartemen dekat sini. Uniknya walaupun kami menyediakan menu western, turis banyak yang mencoba menu Asia. Bisa dilihat, 60 persen dari jumlah pengunjung kita adalah turis dan mereka lebih suka menu-menu Asia," tutur Benny.
Menu Andalan
Berkenalan dengan menu Oryx Bistro, maka pengunjung juga akan mengenal siapa lakon di belakangnya. Dialah Jordan Oemartha, Executive Chef Oryx Bistro. Senyumnya ramah, perawakannya supel. Jordan sering menyambangi meja pengunjung bila tak banyak pesanan. Terkadang hanya meminta komentar atau bahkan memberi bonus hidangan spesial gratis.
"Pernah ada tamu dari Spanyol, tiga orang. Mereka sedang menunggu penerbangan lanjutan makanya ke sini, lalu di sela-sela mereka makan Chef Jordan bawa hidangan spesial, daging cacah ala Spanyol dan mereka suka dan berujung pada foto bersama dengan staf. Kami rasa ini lah sapaan baik dari kami. Mereka memang tidak sempat ke Jakarta, jantungnya Indonesia tapi setidaknya dengan ke sini mereka tahu kalau Indonesia begitu ramah," ujar Benny.
Yang menarik, bistro ini ramai justru pada hari-hari biasa bukan akhir pekan. "Mungkin karena kesibukan memang adanya di hari biasa," ujar Benny.
Dengan ragam menu makanan sampai berjumlah 74 yang terbagi atas menu breakfast, soup, salad, rice & noodles, noodles, vegetables, main course, pasta corners, sandwhices, snacks, dan desserts beserta 57 menu minuman.
Tetapi yang pengunjung pesan, kebanyakan memang menu favorit yang direkomendasi oleh Jordan. "Saya memang merekomendasikan Oryx Beef 1 m, yaitu daging sapi bagian top-side dengan tingkat kematangan medium sepanjang satu meter yang dibubuhi dengan salad sebagai alasnya. Utuk memakannya disediakan pula saus kacang yang berbahan dasar kacang mede yang dicampur sedikit kacang tanah. Nikmat sekali," sambung Jordan.
Untuk menu rekomendasi kedua, Jordan menyarankan memesan Iga Bakar Bumbu Bali yang disajikan dengan porsi besar dan kangkung balacan sebagai alasnya. Yang menarik, sebagai pengganti karbohidrat, ada singkong goreng dan kaldu yang disediakan sebagai pasangan menyantap, sedangkan untuk sambal, pengunjung boleh memilih sendiri. "Sambal matah, dabu-dabu, terasi atau kacang, jangan salah, banyak juga turis yang suka terasi setelah mencicip kangkung balacan kami," ungkapnya sambil tertawa.
Dua menu rekomendasi ini memang disajikan dengan porsi yang cukup besar, bisa disantap dua hingga tiga orang dengan harga yang terjangkau bila dibagi. Yaitu, Rp 85.000 untuk Oryx Beef 1m dan Rp 135.000 untuk Iga Bakar Bumbu Bali. "Harga Rp 135.000 ini adalah harga makanan paling mahal, mungkin ini juga yang menjadi Oryx Bistro banyak pengunjung, karena tak terlalu mahal," ujarnya
Selain menu andalan tadi, Oryx juga memiliki banyak menu favorit lainnya diantaranya Nasi Goreng Kampung, aneka pasta, juga aneka mi. "Banyak juga turis yang pesan mi, rupanya chinese food sedang digandrungi," imbuhnya.
Setelah menyantap menunya jangan lupa untuk mencicipi dessert favorit yaitu Warm Chocolate Cake, Rolled Chocolate Banana Puff. Sedang untuk minuman favorit, Jordan menyebutkan beberapa menu mocktail yang jadi andalan. "Di sini, mocktail juga banyak yang pesan," ungkapnya.
Mocktail dihargai Rp 33.000 dengan lima jenis mocktail, tetapi menu yang paling sering membuat penasaran ialah Oryx 3 Colours, mocktail yang terdiri dari tiga rasa yaitu jeruk, sirsak dan stroberi. Segar untuk dinikmati pada siang hari.